Gambar Sampul Sosiologi · Bab 2 Konflik Sosial
Sosiologi · Bab 2 Konflik Sosial
BagjaWaluya

24/08/2021 09:51:19

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Konflik Sosial

Pada kegiatan belajar yang lalu, Anda tentu sudah memahami

tentang perbedaan manusia dalam masyarakat, yakni suatu masyarakat

yang memiliki keragaman suku bangsa (etnis), agama, ras, dan

golongan atau kelompok sosial. Perbedaan-perbedaan tersebut sering

menimbulkan ketegangan sosial apabila setiap kelompok dalam

masyarakat memiliki kecenderungan kuat untuk memegang identitas

dalam hubungan antargolongan, budaya, dan agama.

Konsekuensi dari adanya perbedaan tersebut sering

mengakibatkan benturan kepentingan antarindividu atau antar-

kelompok yang mengarah pada terjadinya pertentangan atau

kon

fl

ik sosial. Seperti dikemukakan

Koentjaraningrat

, masyarakat

cenderung berorientasi ke dalam (kelompoknya) merupakan faktor

yang dapat mempertajam kon

fl

ik serta memperluas kesenjangan

dan jarak sosial.

Dengan mengetahui faktor penyebab kon

fl

ik, diharapkan Anda

dapat memahami berbagai cara menangani kon

fl

ik sosial sehingga

dapat dicari alternatif pemecahan masalah dan tercapainya suatu

integrasi dalam kehidupan bermasyarakat.

Dengan mempelajari bab ini, Anda akan mengetahui penyebab konflik sehingga Anda

paham cara menangani konflik di masyarakat.

Konflik, Pluralisme, Integrasi, Disintegrasi

Kata Kunci

Apa Manfaat Bagiku?

A. Konflik dalam Kehidupan

Masyarakat

B. Sebab-Sebab Konflik Sosial

C. Akibat-Akibat Konflik Sosial

D. Penanganan Konflik

E. Pendekatan Pluralisme

Budaya dalam Menangani

Konflik di Indonesia

F. Hubungan Antara Konflik

dan Terjadinya Integrasi

Sosial

Sumber:

Tempo

, 5 Desember 2004

Konflik antarwarga di suatu daerah terjadi karena setiap

kelompok menganggap kebenaran ada di pihaknya.

Bab

2

31

Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XI

32

Sumber:

Tempo

,

30 juni 2004;

Tempo

, 5 Desember 2004

Manusia sangat beragam karena dipengaruhi oleh faktor ras, etnis,

agama, dan status. Kon

fl

ik selain banyak terjadi pada masyarakat kalangan

menengah ke bawah, juga dapat terjadi pada masyarakat yang memiliki

lapisan sosial kelas atas, misalnya kon

fl

ik antaranggota dewan yang

terjadi di dalam gedung MPR/DPR. Para pejabat yang merupakan

anggota dewan dari setiap fraksi atau organisasi kepartaian saling

mengajukan pendapat dan mempertahankan argumentasinya dalam

sidang. Untuk mencapai kemufakatan hasil sidang, tidak jarang para

anggota dewan berselisih dan berbeda pendapat.

A

Konflik dalam Kehidupan Masyarakat

Gambar 2.1

Unjuk Rasa

(a) Unjuk rasa dilakukan para buruh pabrik

terhadap pengusaha atau majikannya

untuk menuntut kenaikan upah buruh. (b)

Konflik yang terjadi antarwaga di suatu

daerah terjadi karena setiap kelompok

menganggap kebenaran ada di pihaknya

masing-masing.

Pernahkah Anda mengalami konflik, baik dengan saudara, teman sekolah,

maupun teman

sepermainan, atau mungkin Anda mengetahui konflik-konflik apa saja yang terjadi di

sekitar lingkungan Anda? Sebutkan konflik tersebut.

Opini 2.1

Sumber:

Pikiran Rakyat

, 3 Agustus 2003

Gambar 2.2

Gedung DPR

Gedung DPR digunakan sebagai tempat

untuk menyalurkan segala aspirasi

masyarakat .

Setelah Anda mengetahui beberapa contoh kon

fl

ik sosial yang

terjadi pada masyarakat, tentunya Anda dapat memahami bahwa

kon

fl

ik dalam kehidupan sosial masyarakat memiliki jenis dan

tingkatan yang berbeda-beda. Solusi yang diambil untuk menangani

kon

fl

ik tersebut pun beragam sesuai dengan intensitas dampak yang

akan ditimbulkannya.

Bagaimana pendapat Anda mengenai sikap anggota DPR yang dalam melakukan sidang

lebih mementingkan kepentingan kelompok daripada masyarakat umum. Diskusikan dengan

kelompok belajar Anda

Kerja Sama 2.1

(a)

(b)

Konflik Sosial

33

Sumber:

www.google. com

Gambar 2.3

Perang

Konflik bisa melibatkan beberapa negara

di dunia sehingga menimbulkan kekacauan

atau perang antarbangsa.

1. Pengertian Konflik Sosial

Atas dasar contoh tersebut, dapat digaris bawahi bahwa kon

fl

ik

merupakan proses sosial yang pasti akan terjadi di tengah-tengah

masyarakat yang dinamis. Kon

fl

ik terjadi karena adanya perbedaan

atau kesalahpahaman antara individu atau kelompok masyarakat

yang satu dan individu atau kelompok masyarakat yang lainnya.

Dalam kon

fl

ik pasti ada perselisihan dan pertentangan di antara

pihak-pihak yang berkon

fl

ik. Kon

fl

ik bisa dialami oleh siapa saja

pada berbagai lapisan sosial masyarakat. Kon

fl

ik bisa dimulai dari

keluarga, masyarakat sekitar, nasional, dan global. Jenis-jenis kon

fl

ik

pun dapat beragam.

Untuk mendapatkan gambaran lebih luas tentang pengertian

kon

fl

ik, berikut ini merupakan beberapa de

fi

nisi yang dikemukakan

para ahli.

a.

Robert M.Z. Lawang

, mengatakan bahwa kon

fl

ik diartikan

sebagai perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka,

seperti nilai, status, kekuasaan, dan sebagainya, yang tujuan

mereka berkon

fl

ik itu tidak hanya memperoleh keuntungan,

tetapi juga untuk menundukkan pesaingnya. Kon

fl

ik dapat

diartikan sebagai benturan kekuatan dan kepentingan antara

satu kelompok dan kelompok lain dalam proses perebutan

sumber-sumber kemasyarakatan (ekonomi, politik, sosial, dan

budaya) yang relatif terbatas.

b.

Kartono

, berpendapat bahwa kon

fl

ik merupakan proses sosial

yang bersifat antagonistik dan terkadang tidak bisa diserasikan

karena dua belah pihak yang berkon

fl

ik memiliki tujuan, sikap,

dan struktur nilai yang berbeda, yang tercermin dalam berbagai

bentuk perilaku perlawanan, baik yang halus, terkontrol, ter-

sembunyi, tidak langsung, terkamu

fl

ase maupun yang terbuka

dalam bentuk tindakan kekerasan.

Kon

fl

ik yang terjadi antar individu, misalnya kon

fl

ik di antara

sesama teman di sekolah. Kon

fl

ik antara individu dengan kelompok,

misalnya kon

fl

ik antara seorang majikan dan buruhnya; atau kon

fl

ik

antara kelompok dan kelompok, misalnya para pedagang kaki lima

dengan para petugas ketertiban. Bahkan, kon

fl

ik dapat melibatkan

antarnegara, seperti kon

fl

ik antara Irak dan Amerika.

c.

Peter Harris

dan

Ben Relly

(1998), berpendapat bahwa sifat

kon

fl

ik yang tajam di dunia telah berubah dalam satu dekade

terakhir, baik dalam inti permasalahan maupun dalam bentuk

pengekspresiannya.

Salah satu perubahan yang paling dramatis adalah pergeseran

dari kon

fl

ik antarnegara yang tradisional (perang antarnegara

berdaulat) menuju kon

fl

ik dalam negara. Kon

fl

ik-kon

fl

ik yang

paling kejam sepanjang abad ke-20 adalah kon

fl

ik antarnegara.

Akan tetapi, pada tahun 1990-an hampir semua kon

fl

ik besar di

dunia terjadi dalam negara atau kon

fl

ik internal, misalnya perang

saudara, pemberontakan bersenjata, gerakan separatis dengan

kekerasan, dan peperangan domestik lainnya.

Anda dapat mengidenti

fi

kasi lebih lanjut

bahwa jenis kon

fl

ik

sosial yang terjadi di Indonesia secara umum terdiri atas dua jenis,

yaitu sebagai berikut.

a.

Kon

fl

ik vertikal

, contohnya kon

fl

ik negara versus warga, buruh

versus majikan.

b.

Kon

fl

ik horizontal

, contohnya kon

fl

ik antarsuku, antaragama, dan

antarmasyarakat. Kon

fl

ik-kon

fl

ik tersebut bisa berlatar belakang

ekonomi, politik, agama, kekuasaan, dan kepentingan lainnya.

Jendela

Info

Menurut pandangan

Karl Marx

,

kejahatan dan konflik terkait erat

dengan perkembangan kapitalisme.

Anggapan tersebut menyebutkan

bahwa apa yang merupakan

penyebab konflik, didefinisikan

oleh kelompok berkuasa dalam

masyarakat untuk melindungi

kepentingan mereka sendiri.

Sumber:

Sosiologi Suatu Pengantar

, 2000

Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XI

34

Apabila kita memperhatikan fenomena kehidupan sehari-hari,

baik yang kita alami sendiri maupun melalui berbagai sumber

informasi di media massa (seperti surat kabar, majalah, radio, dan

TV) tentang kon

fl

ik, diperkirakan ada sejumlah pola kon

fl

ik yang

perlu diwaspadai, yaitu:

a. kon

fl

ik internal di dalam suatu masyarakat lokal;

b. kon

fl

ik antara masyarakat lokal dan pemerintah daerah;

c. kon

fl

ik masyarakat antardaerah;

d. kon

fl

ik antara dua atau lebih pemerintah daerah;

e. kon

fl

ik antara masyarakat lokal dan pemerintah pusat sebagai

penyelenggara negara;

f. kon

fl

ik antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat;

g. kon

fl

ik antarelite di pemerintah pusat yang berimbas pada

kon

fl

ik masyarakat di tingkat lokal.

Oleh karena itu, di dalam masyarakat yang majemuk perlu

waspada dalam bertindak, terutama yang berhubungan dengan

masalah SARA (Suku, Agama, dan Ras) yang dapat menimbulkan

kon

fl

ik sehingga dapat membahayakan stabilitas nasional. Adanya

dominasi dalam bidang-bidang kehidupan seperti ekonomi ataupun

pemerintahan oleh suatu etnis tertentu, dapat memancing perasaan

tidak senang etnis lain sehingga dapat menimbulkan benih-benih

kon

fl

ik dalam masyarakat.

2. Konflik dan Kekerasan

Berbicara tentang terjadinya kon

fl

ik di masyarakat, tidak terlepas

dari adanya kekerasan. Padahal, tidak semua kon

fl

ik yang terjadi

harus diakhiri dengan tindakan kekerasan. Perhatikan dua contoh

kon

fl

ik berikut ini.

Contoh 1:

Anda sebagai pelajar yang selalu ingin berprestasi.

Anda mencari kepuasan dalam belajar. Untuk mendapatkan hasil

belajar yang baik, tidak jarang Anda harus berhadapan dengan

perbedaan pendapat, baik dengan guru di dalam kelas maupun

dengan sesama teman di dalam sebuah diskusi. Sebagai bukti

bahwa Anda tidak puas, Anda akan bertanya atau menyang gah

pendapat yang dikemukakan oleh guru atau teman Anda dengan

argumen-argumen yang Anda miliki. Untuk mencari kemufakatan

dalam diskusi kelas tersebut, Anda ataupun teman Anda tidak perlu

mengakhiri diskusi tersebut dengan perkelahian atau perusakan

fasilitas sekolah. Guru akan menengahi perbedaan pendapat di antara

Anda dan teman Anda sehingga kemufakatan terjadi dan dapat

mengakhiri kon

fl

ik tanpa ada kekerasan.

Contoh 2:

Pertentangan yang terjadi antara kaum buruh di

sebuah pabrik tekstil yang menuntut kenaikan gaji atau dikeluar-

kan nya THR (Tunjangan Hari Raya). Masalah pendapatan atau gaji

sangat berhubungan dengan hajat kehidupan maka tidak jarang

dalam mengajukan tuntutannya tersebut, para buruh melakukan

tindak kekerasan dengan merusak fasilitas pabrik.

Berdasarkan dua contoh tersebut, tentunya Anda diharapkan

dapat membedakan antara kon

fl

ik dan kekerasan.

Mengapa penyelesaian akhir dari kedua contoh konflik tersebut memiliki cara yang

berbeda? Alasan apa yang membuat adanya perbedaan cara tersebut?

Opini 2.2

Konflik Sosial

35

Gambar 2.4

Tawuran

Tawuran pelajar yang terjadi di jalan-jalan

melibatkan dua kelompok sekolah yang

saling berkonflik.

Tidak selamanya kon

fl

ik harus diakhiri oleh tindakan kekerasan

karena kekerasan tidak sama dengan kon

fl

ik. Kon

fl

ik merupakan

proses sosial yang akan terus terjadi dalam masyarakat, baik individu

maupun kelompok, dalam rangka perubahan untuk mencapai

tujuan yang diinginkan, dengan cara menentang lawannya. Adapun

kekerasan, merupakan gejala yang muncul sebagai salah satu efek

dari adanya proses sosial yang biasanya ditandai oleh adanya

perusakan dan perkelahian.

Seringkali tindakan kekerasan muncul secara spontan pada

masyarakat. Tindakan kekerasan spontan ini tujuannya tidak jelas,

kadangkala ditumpangi oleh kepentingan pihak-pihak tertentu yang

sengaja ingin menciptakan kekacauan.

Sebagai contoh, tindakan kekerasan yang dilakukan suporter

sepak bola. Oknum-oknum pendukung sebuah kesebelasan sepak bola

melakukan pengrusakan dan pembakaran fasilitas-fasilitas umum,

seperti rambu-rambu lalu lintas dan taman kota, melempari rumah-

rumah penduduk sepanjang lintasan kereta api, dan lain sebagainya.

Tindakan tersebut dilakukan sebagai bentuk kekecewaan karena

kesebelasan yang didukungnya kalah dalam permainan. Apakah

tindakan kekerasan dari para suporter membuat tim kesebelasan

sepak bola tersebut menjadi menang atau wasit akan mengubah skor

kalah menjadi menang? Jelas jawabannya tidak mungkin. Tindakan

kekerasan tersebut tidak memiliki tujuan apapun yang tertinggal

hanyalah kerugian-kerugian bagi semua pihak.

Riset

Menurut Anda, apakah demonstrasi

yang dilakukan oleh mahasiswa

pada saat reformasi 1998 merupakan

cara yang tepat? Diskusikan dan

kumpulkan kepada guru Anda.

Contoh lain adalah tawuran antarpelajar yang akhir-akhir ini

kerap terjadi. Tawuran antarpelajar bahkan melibatkan antar sekolah,

dan tidak jarang menimbulkan kerusakan fasilitas umum, serta

banyak meminta korban. Berbagai sebab yang menyulut terjadinya

tawuran tersebut memang beraneka ragam, yang intinya menjunjung

tinggi solidaritas antarteman.

Kekerasan hanya merupakan salah satu indikator kerusuhan

dalam menilai intensitas kon

fl

ik atau pertentangan-pertentangan

yang terjadi di masyarakat.

Charles Lewis Taylor

dan

Michael

C. Hudson

membuat beberapa indikator dalam menggambarkan

intensitas konflik yang terjadi dalam masyarakat Indonesia.

Indikator-indikator tersebut adalah sebagai berikut.

a. Demonstrasi (

a Protest Demonstration

)

Demonstrasi adalah sejumlah orang yang dengan tidak

menggunakan kekerasan, kemudian mengorganisasi diri untuk

melakukan protes terhadap suatu rezim, pemerintah, atau pimpinan

dari rezim atau pemerintah tersebut; atau terhadap ideologi,

kebijaksanaan, dan tindakan, baik yang sedang direncanakan

Sumber:

Tempo

, November 2001

Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XI

36

Gambar 2.5

Demontrasi

Pada saat reformasi 1998, mahasiswa

menggelar demonstrasi besar-besaran di

gedung MPR/DPR, hingga menyebabkan

turunnya pemerintahan Orde Baru.

Sumber:

Tempo

, 3 November 1998

maupun yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah atau pihak yang

sedang berkuasa. Contoh gerakan mahasiswa se-Jabotabek yang

menggelar demonstrasi di Gedung MPR/DPR.

b. Kerusuhan

Kerusuhan pada dasarnya sama dengan demonstrasi. Hal yang

membedakannya adalah kerusuhan mengandung penggunaan

kekerasan

fi

sik yang diikuti dengan perusakan fasilitas umum,

pemukulan oleh aparat keamanan atas pelaku-pelaku kerusuhan,

penggunaan alat-alat pengendalian kerusuhan oleh aparat keamanan,

dan penggunaan berbagai macam senjata atau alat pemukul oleh

para pelaku kerusuhan. Kerusuhan biasanya dilakukan dengan

spontanitas sebagai akibat dari suatu insiden dan perilaku kelompok

yang kacau.

c. Serangan Bersenjata (

Armed Attack

)

Serangan bersenjata adalah tindakan kekerasan yang dilakukan

untuk kepentingan suatu kelompok tertentu dengan tujuan melemah-

kan atau bahkan menghancurkan kekuasaan dari kelompok lain.

Indikator ini ditandai oleh terjadinya pertumpahan darah, pergulatan

fi

sik, atau perusakan fasilitas umum.

Jelaslah bahwa kekerasan hanya merupakan akibat dari adanya

pertentangan-pertentangan atau kon

fl

ik sosial. Kon

fl

ik-kon

fl

ik sosial

yang terjadi tidak selamanya harus diikuti dengan kekerasan yang

akan memunculkan masalah baru. Banyak kerugian dan penderitaan

yang akan diakibatkan apalagi jika kon

fl

ik tersebut tidak memiliki

tujuan yang berarti, pengorbanan yang dilakukan oleh pihak yang

berkon

fl

ik menjadi sia-sia.

Kon

fl

ik-kon

fl

ik sosial yang diakhiri dengan tindakan kekerasan

seperti beberapa contoh tersebut, merupakan tahapan penyelesaian

kon

fl

ik yang paling buruk. Dengan kata lain kekerasan sangat rendah

tingkatannya dalam mencari alternatif pemecahan masalah untuk

dapat menghindari atau keluar dari kon

fl

ik yang sedang terjadi.

Sebenarnya kon

fl

ik yang terjadi dapat berfungsi sebagai faktor

positif (pendukung) dan faktor negatif (perusak) bagi modal kedamaian

sosial. Secara positif, kon

fl

ik dapat berfungsi sebagai pendorong tumbuh-

kembangnya kedamaian sosial. Namun, kon

fl

ik dapat memunculkan

kekerasan yang menjurus kepada perpecahan.

Konflik Sosial

37

Penyebab kon

fl

ik sangatlah kompleks dan tidak berdiri sendiri,

tetapi dilatarbelakangi oleh berbagai dimensi dan latar peristiwa.

Kon

fl

ik-kon

fl

ik yang terjadi dalam masyarakat bisa berlatar belakang

ekonomi, politik, kekuasaan, budaya, agama, dan kepentingan

lainnya. Simaklah contoh kon

fl

ik berikut.

Keluarnya keputusan Menteri Perdagangan

Marie E.

Pangestu

mengenai impor beras dari Vietnam sebanyak 70.050

ton mulai menuai kecaman. Kurang lebih 600 petani yang berasal

dari Karawang, Bogor, Batang, Pekalongan, Cibaliung (Banten),

dan Lampung yang mengaku tergabung dalam Federasi Serikat

Petani Indonesia (FSPI) berunjuk rasa di depan kantor Departemen

Perdagangan, Jakarta. Para pengunjuk rasa menolak keputusan

impor beras yang dikeluarkan oleh pemerintah pada 1 November

2005. (

Pikiran Rakyat

, 19 November 2005).

Apa yang menjadi latar belakang munculnya kon

fl

ik tersebut?

Apabila Anda amati dengan saksama, setidaknya ada dua

kepentingan berbeda yang menjadi penyebab munculnya kon

fl

ik

tersebut.

Kepentingan pertama

, kebijakan pemerintah untuk

melakukan impor beras dari Vietnam merupakan kepentingan

politik.

Kepentingan kedua

, para petani yang tergabung dalam FSPI

menolak adanya impor beras karena dapat menurunkan harga beras

di pasar nasional sehingga dapat merusak pendapatan petani dan ini

merupakan kepentingan ekonomi. Dua kepentingan tersebut (politik

dan ekonomi) telah melatarbelakangi munculnya kon

fl

ik tersebut.

Indonesia memiliki struktur masyarakat yang unik. Secara

horizontal, Indonesia ditandai oleh adanya kesatuan-kesatuan sosial

berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, bahasa, dan

perbedaan yang bersifat kedaerahan. Perbedaan secara horizontal

ini menjadi ciri khas masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk.

Istilah majemuk mula-mula diperkenalkan oleh

Furnivall

untuk

menggambar kan masyarakat Indonesia pada masa Hindia Belanda.

Secara vertikal, struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya

perbedaan-perbedaan antara lapisan atas dan lapisan bawah yang

cukup tajam.

Jendela

Info

Hukum kausalitas (sebab-akibat)

menyebutkan bahwa akibat

yang ditimbulkan suatu peristiwa

merupakan hasil dari adanya sebab

yang ditimbulkan. Konflik tidak akan

terjadi jika tidak ada pemicunya. Oleh

karena itu, kita harus berpedoman

pada sebab-akibat untuk mencapai

suatu pemecahan masalah.

Sumber:

Pengantar Sosiologi

, 2001

Indonesia memiliki kompleksitas budaya yang plural (

plural

societies

) dan heterogen (masyarakat majemuk), yakni suatu

masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih elemen-elemen yang

hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di

dalam satu kesatuan politik. Pertanda paling jelas dari masyarakat

Indonesia yang bersifat majemuk itu adalah tidak adanya kehendak

bersama (

common will

). Elemen-elemen masyarakat Indonesia secara

keseluruhan terpisah satu sama lain. Setiap elemen lebih merupakan

kumpulan individu-individu darip

ada suatu ke

seluruhan yang

Buatlah kelompok yang terdiri atas laki-laki dan perempuan. Kemudian diskusikan bagaimana

tanggapan kelompok Anda terhadap keputusan impor beras yang dilakukan pemerintah kepada

contoh konflik di atas. Hasilnya dikumpulkan kepada guru Anda.

Kerja Sama 2.2

B

Sebab-Sebab Konflik Sosial

Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XI

38

bersifat organis. Sebagai individu, kehidupan sosial mereka tidaklah

utuh. Oleh karena itu, kon

fl

ik yang terjadi di Indonesia seringkali

bersumber dari adanya perbedaan dan pertentangan antarlatar

belakang sosio kultural. Indonesia dapat dianggap sebagai negara

yang memiliki modal kedamaian sosial yang rendah.

Kerusuhan demi kerusuhan terus terjadi di berbagai pelosok

tanah air di Indonesia. Terlebih lagi ada keinginan setiap daerah

untuk melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia

karena salah menafsirkan Undang-Undang Otonomi Daerah.

Menurut

DuBois

dan

Miley

, sumber utama terjadinya kon

fl

ik

dalam masyarakat adalah adanya ketidakadilan sosial, adanya

diskriminasi terhadap hak-hak individu dan kelompok, serta

tidak adanya penghargaan terhadap keberagaman. Ketiga faktor

tersebut biasanya sangat berkaitan dengan sikap-sikap dan perilaku

masyarakat yang ditandai dengan hal-hal berikut.

1.

Rasisme

, merupakan sebuah ideologi yang membenarkan

dominasi satu kelompok ras tertentu terhadap kelompok lainnya

atau perasaan superioritas yang berlebihan terhadap kelompok

sosial tertentu. Rasisme sering diberi legitimasi atau klaim bahwa

suatu ras minoritas secara genetik dan budaya lebih inferior dari

ras yang dominan. Diskriminasi ras memiliki tiga tingkatan yaitu

individual, organisasional, dan struktural. Pada tingkat individu,

diskriminasi ras berwujud sikap dan perilaku prasangka. Pada

tingkat organisasi, diskriminasi ras terlihat manakala kebijakan,

aturan, dan perundang-undangan hanya menguntungkan

kelompok tertentu saja. Secara struktural, diskriminasi ras dapat

dilacak manakala satu lembaga sosial memberikan pembatasan-

pembatasan dan larangan-larangan terhadap lembaga lainnya.

2.

Elitisme

, merujuk pada pemujaan yang berlebihan terhadap strata

atau kelas sosial yang berdasarkan pada kekayaan, kekuasaan,

dan prestise. Individu atau kelompok yang memiliki kelas sosial

tinggi kemudian dianggap berhak menentukan potensi-potensi

orang lain dalam menjangkau sumber-sumber atau mencapai

kesempatan-kesempatan yang ada dalam masyarakat.

3.

Gender

, merupakan keyakinan bahwa jenis kelamin tertentu

memiliki kelebihan atas jenis kelamin lainnya. Pandangan ini

seringkali didukung oleh penafsiran (

interpretation

), tradisi-

tradisi budaya, dan atau kebiasaan keagamaan yang pada

umumnya memandang wanita lebih rendah daripada laki-

laki.

4.

Usia

, menunjuk pada sikap-sikap negatif terhadap proses

ketuaan. Proses ini sangat meyakini bahwa kategori usia tertentu

memiliki sifat yang rendah (

inferiority

) dibandingkan dengan

kelompok usia lainnya. Oleh karena itu, perlakuan yang tidak

adil dapat dibenarkan. Meskipun hal ini umumnya diterapkan

kepada manusia lanjut usia (manula), sikap ini sering pula

ditujukan kepada anak-anak.

5. Prasangka atau sikap-sikap negatif terhadap orang yang memiliki

kecacatan. Orang yang memiliki kecacatan (tubuh, mental) secara

otomatis sering dianggap berbeda dan tidak mampu melakukan

tugas-tugas kehidupan sebagaimana orang normal. Orang

dengan kecacatan atau penyandang cacat (

persons with disabilities

)

seringkali dipandang sebagai orang yang secara sosial tidak

“matang” dan tidak mampu dalam segala hal.

Riset

Mengapa dalam masyarakat

Indonesia ada tradisi-tradisi budaya

yang menganggap pria lebih unggul

daripada wanita? Hal itu yang

dapat memicu konflik terhadap dua

jenis kelamin tersebut, sebutkan

contohnya.

Konflik Sosial

39

Kon

fl

ik sosial yang terjadi umumnya melalui dua tahap yang

dimulai dari tahap disorganisasi atau keretakan dan terus berlanjut

ke tahap disintegrasi atau perpecahan. Timbulnya gejala-gejala

disorganisasi dan disintegrasi adalah akibat dari hal-hal berikut.

a. Ketidaksepahaman para anggota kelompok tentang tujuan

masyarakat yang pada awalnya menjadi pedoman bersama.

b. Norma-norma sosial tidak membantu anggota masyarakat dalam

mencapai tujuan yang telah disepakati.

c.

Kaidah-kaidah dalam kelompok yang dihayati oleh anggotanya

bertentangan satu sama lain.

d. Sanksi menjadi lemah bahkan tidak dilaksanakan dengan

konsekuen.

e. Tindakan anggota kelompok sudah bertentangan dengan norma-

norma kelompok.

Dari beberapa penjelasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan

bahwa terjadinya kon

fl

ik disebabkan oleh hal-hal berikut.

a. Adanya perbedaan pendirian atau perasaan antara individu dan

individu lain sehingga terjadi kon

fl

ik di antara mereka.

b. Adanya perbedaan kepribadian di antara anggota kelompok

disebabkan oleh perbedaan latar belakang kebudayaan.

c. Adanya perbedaan kepentingan atau tujuan di antara individu

atau kelompok.

d. Adanya perubahan-perubahan sosial yang cepat dalam

masyarakat yang diikuti oleh adanya perubahan nilai-nilai atau

sistem yang berlaku dalam masyarakat.

Mungkin masih segar dalam ingatan Anda tentang kon

fl

ik antara

Indonesia dan Malaysia pada pertengahan tahun 2005. Malaysia

mengklaim wilayah Blok Ambalat yang merupakan bagian dari

Kepulauan Nusantara. Kon

fl

ik tersebut telah menyulut amarah

bangsa Indonesia yang bersatu bersama-sama melawan sikap

pemerintahan Malaysia. Sebelumnya, masyarakat Indonesia sedang

mengalami krisis kesatuan dan persatuan nasional akibat pergolakan

politik yang terus terjadi selama masa reformasi.

Contoh tersebut merupakan salah satu akibat positif dan negatif

yang ditimbulkan oleh adanya kon

fl

ik. Kon

fl

ik mempunyai fungsi

bagi kehidupan masyarakat. Meskipun demikian, kon

fl

ik banyak

juga menimbulkan bentuk-bentuk negatif dalam interaksi sosial.

Kon

fl

ik dapat berfungsi sebagai faktor positif yang berdampak

konstruktif (membangun) dan faktor negatif yang bersifat

destruktif (perusak) bagi modal kedamaian sosial. Secara positif,

kon

fl

ik dapat berfungsi sebagai pendorong tumbuh kembangnya

modal kedamaian sosial karena dapat meningkatkan solidaritas

di antara anggota kelompok.

Jelaskan menurut pendapat Anda dampak positif dan negatif dari adanya konflik

di masyarakat.

Opini 2.3

Riset

Konflik pasti pernah dihadapi oleh

setiap individu dalam kehidupan

sehari-hari, baik di rumah, di sekolah,

di jalan, maupun di tempat-tempat

lain. Sebutkan jenis konflik yang

pernah Anda alami, baik yang

sifatnya kecil maupun besar.

Riset

Tahukah Anda bahwa pada 2005

negara kita pernah terlibat dengan

konflik dengan Malaysia karena

persoalan perbatasan kedua negara.

Analisislah sebab dan akibat konflik

tersebut.

C

Akibat-Akibat Konflik Sosial

Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XI

40

Seperti dinyatakan para ahli sosiologi

Parsons, Jorgensen,

dan

Hernandez

, manfaat kon

fl

ik ialah:

1. kon

fl

ik dapat meningkatkan kohesivitas kelompok;

2. memunculkan isu-isu dan harapan-harapan yang terpendam;

3. memperjelas batas-batas dan norma-norma kelompok;

4. mempertegas tujuan yang hendak dicapai.

Selain itu, kon

fl

ik juga bisa bersifat destruktif terhadap keutuhan

kelompok dan integrasi sosial masyarakat dalam skala yang lebih

luas. Jika melampaui batas toleransi dan kapasitas pihak-pihak yang

terlibat serta tidak segera dicarikan solusinya, kon

fl

ik dapat menjurus

pada “disintegrasi” sosial.

Telah dikemukakan sebelumnya bahwa terjadinya konflik

banyak menimbulkan bentuk-bentuk negatif dalam interaksi sosial.

Akan tetapi, kon

fl

ik juga mempunyai fungsi positif bagi kehidupan

masyarakat. Berikut ini akan diuraikan akibat-akibat dari kon

fl

ik.

1. Akibat negatif dari adanya kon

fl

ik.

a. Retaknya persatuan kelompok. Hal ini terjadi apabila terjadi

pertentangan antaranggota dalam satu kelompok.

b. Perubahan kepribadian individu. Pertentangan di dalam

kelompok atau antarkelompok dapat menyebabkan individu-

individu tertentu merasa tertekan sehingga mentalnya tersiksa.

c.

Dominasi dan takluknya salah satu pihak. Hal ini terjadi jika

kekuatan pihak-pihak yang bertikai tidak seimbang, akan

terjadi dominasi oleh satu pihak terhadap pihak lainnya.

Pihak yang kalah menjadi takluk secara terpaksa, bahkan

terkadang menimbulkan kekuasaan yang otoriter (dalam

politik) atau monopoli (dalam ekonomi).

d. Banyaknya kerugian, baik harta benda maupun jiwa, akibat

kekerasan yang ditonjolkan dalam penyelesaian suatu kon

fl

ik.

Sumber:

www.yayasanhak.minihub.org

Gambar 2.6

Politik

Dalam bidang politik, terkadang pihak yang

kalah terpaksa tunduk kepada pihak lawan.

Jendela

Info

Peristiwa 27 Juli 1996, ketika terjadi

konflik yang melibatkan simpatisan

PDI pendukung Megawati dan

pendukung Suryadi merupakan salah

satu contoh bentuk konflik internal

partai.

2. Akibat positif dari adanya kon

fl

ik.

a. Kon

fl

ik dapat meningkatkan solidaritas di antara anggota

kelompok, misalnya apabila terjadi pertikaian antar-

kelompok, anggota-anggota dari setiap kelompok tersebut

akan bersatu untuk menghadapi lawan kelompoknya.

b. Kon

fl

ik berfungsi sebagai alat perubahan sosial, misalnya

anggota-anggota kelompok atau masyarakat yang berseteru

akan menilai dirinya sendiri dan mungkin akan terjadi

perubahan dalam dirinya.

Konflik Sosial

41

Setiap individu atau kelompok masyarakat memiliki jenis dan

bentuk kon

fl

iknya sendiri-sendiri. Setiap individu atau kelompok

dalam masyarakat juga memiliki gaya tersendiri dalam menghadapi

dan menyelesaikan kon

fl

ik tersebut. Anda simak dengan saksama

kedua contoh kon

fl

ik berikut ini.

Contoh 1:

Ujang merupakan seorang anak yang berasal dari

desa di Sukabumi. Untuk mengadu nasibnya, si Ujang pergi

ke Jakarta mencari pekerjaan agar dapat membantu kehidupan

keluarganya di kampung. Pertama kali si Ujang menginjakkan

kakinya di kota metropolitan, ia dihadapkan pada sekelompok

preman yang sedang mabuk-mabukan. Keluguan dan kepolosan

si Ujang menjadi sasaran sekelompok preman tersebut. si Ujang

yang penyabar berusaha mengalah untuk menghindari preman-

preman itu karena ia merasa tidak berdaya untuk menantang

mereka dan lebih baik menarik diri dari situasi tersebut daripada

menghadapinya.

Bagan 2.1

Hubungan antara konflik dan tampilan kerja,

konflik yang konstruktif dan destruktif.

Tingkat kon

fl

ik yang wajar berarti

KONSTRUKTIF

Terlalu sedikit atau banyak kon

fl

ik berarti

DESTRUKTIF

Positif

Normal

Negatif

Rendah Tinggi

INTENSITAS KONFLIK

DAMPAK PADA TAMPILAN KERJA

c.

Munculnya pribadi-pribadi atau mental-mental masyarakat

yang tahan uji dalam menghadapi segala tantangan dan

permasalahan yang dihadapi sehingga dapat lebih men-

dewasakan masyarakat.

d. Dalam diskusi ilmiah, biasanya perbedaan pendapat justru

diharapkan untuk melihat kelemahan-kelemahan suatu

pendapat sehingga dapat ditemukan pendapat atau pilihan-

pilihan yang lebih kuat sebagai jalan keluar atau pemecahan

suatu masalah.

Soal Pengayaan

(UN SMA IPS, 2003)

Usaha untuk meredakan konflik

secara paksa dinamakan ....

a. mediasi

b. koersi

c. arbitrasi

d. stalemate

e. akomodasi

Jawaban: b

a. mediasi adalah mengusahakan

penyelesaian secara damai den-

gan mengundang pihak ketiga

sebagai penasihat.

b. koersi adalah bentuk akomodasi

yang proses terjadinya karena

paksaan.

c. arbitrasi adalah penyesuaian

dengan mengundang pihak

ketiga dan pihak ketiga ini

kedudukannya lebih tinggi dari-

pada pihak yang berselisih.

d. stalemate adalah bentuk akomo-

dasi yang menempatkan pihak-

pihak bertikai berhenti pada titik

tertentu.

Pada gambar tersebut terlihat bahwa konflik yang bersifat

konstruktif memiliki dampak positif terhadap meningkatnya

tampilan kerja dibandingkan dengan kon

fl

ik yang bersifat destruktif

atau negatif. Demikian pula halnya dengan tingkat intensitas kon

fl

ik

yang harus seimbang. Semakin rendah atau tinggi kon

fl

ik maka lebih

bersifat destruktif.

Penilaian masyarakat terhadap kon

fl

ik yang selalu negatif

harus dibenahi. Banyaknya manfaat atau akibat positif dari suatu

kon

fl

ik, hendaknya dapat menjadi hikmah bagi masyarakat. Kon

fl

ik

merupakan bagian dari proses sosial yang wajar dan tidak harus

dihindari.

D

Penanganan Konflik

Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XI

42

Contoh 2:

Menjelang HUT Kemerdekaan RI, para remaja

yang tergabung dalam kelompok Karang Taruna Desa Mardika

mengadakan rapat tentang kegiatan yang akan diselenggarakan

pada HUT tersebut. Budi sebagai ketua karang taruna sudah

memiliki program tersendiri dengan mengadakan kegiatan

parade band. Hal tersebut ditujukan untuk dapat mewadahi

kreativitas para pemuda dalam bermain musik yang selama ini

sedang menjadi trend di desanya. Akan tetapi, gagasan Budi

tersebut mendapatkan tentangan dari para anggotanya karena

acara tersebut membutuhkan biaya sangat besar. Budi dan

para anggota karang taruna berusaha mencari jalan keluar dari

perbedaan pendapat tersebut agar kegiatan dapat terlaksana tanpa

mengeluarkan biaya yang besar.

Dari kedua contoh tersebut, tentunya Anda dapat memahami

bahwa dalam menghadapi kon

fl

ik, setiap orang atau kelompok

memiliki cara penanganan konflik yang berbeda-beda. Contoh

1 merupakan cara menghindar dari situasi kon

fl

ik yang sedang

dihadapi, sedangkan contoh 2 adalah cara musyawarah sehingga

kon

fl

ik dapat diselesaikan dengan baik.

Tiap orang mempunyai cara yang berbeda dalam menangani

kon

fl

ik. Cara ini dipelajari sejak masih anak-anak dan tampaknya

berfungsi secara otomatis.

Dalam kon

fl

ik selalu ada dua kepentingan utama, yaitu sebagai

berikut.

1. Kepentingan untuk mencapai tujuan pribadi. Misalnya, dalam

hal ini Anda berada dalam kon

fl

ik karena Anda mempunyai

tujuan pribadi yang bertentangan dengan tujuan orang lain.

Tujuan tersebut bisa sangat penting bagi diri Anda, tetapi bisa

juga kurang penting.

2. Kepentingan untuk tetap memelihara hubungan baik dengan

orang lain. Dalam hal ini, Anda harus mampu bekerja sama

secara efektif dengan orang tersebut pada masa yang akan

datang. Hubungan itu mungkin sangat penting bagi diri Anda,

tetapi mungkin juga kurang penting.

Sumber:

Gadis,

1994

Gambar 2.7

Persahabatan

Persahabatan dapat memberikan dampak

positif bagi individu yang menjalaninya

dengan baik.

Riset

Kasus-kasus perceraian sering

terjadi di masyarakat akhir-akhir

ini. Jelaskan menurut pandangan

Anda, sebab-sebab apa saja yang

cenderung menjadikan perceraian

tersebut.

Apakah Anda mempunyai sahabat

? Di antara dua orang atau

lebih yang menjalin persahabatan, biasanya memiliki hubungan

yang baik, toleransi yang tinggi, saling membantu dan bekerja sama,

serta saling menolong dalam kesusahan. Sikap seperti ini hendaknya

Konflik Sosial

43

tertanam dan terus dijaga dalam diri Anda. Akan tetapi, pribadi Anda

tidak harus selamanya sama dengan orang lain karena memiliki

keinginan dan kebutuhan yang berbeda. Pada saat keinginan Anda

tersebut berbeda dengan sahabat Anda maka sebagai sahabat

akan saling menghargai dan bekerja sama agar keinginan masing-

masing dapat tercapai tanpa ada memaksakan kehendak. Dengan

demikian, hubungan baik Anda dengan sahabat akan tetap terjaga

dan terpelihara walaupun ada dua kepentingan yang berbeda.

Adanya dua kepentingan yang berbeda tersebut dapat

memengaruhi cara bertindak dalam suatu kon

fl

ik. Dengan melihat

dua kepentingan tersebut, dapat diungkapkan lima cara dalam

menangani kon

fl

ik, yaitu sebagai berikut.

1. Menghindar

Cara ini seolah-olah seperti kura-kura yang menarik diri ke dalam

tempurungnya untuk menghindari kon

fl

ik. Tipe ini mengorbankan

tujuan pribadi ataupun hubungannya dengan orang lain. Orang ini

berusaha menjauhi masalah yang menimbulkan kon

fl

ik ataupun

orang yang bertentangan dengannya. Orang yang menggunakan

cara ini yakin bahwa tidak ada gunanya berusaha menyelesaikan

kon

fl

ik, ia merasa tak berdaya. Ia yakin akan lebih mudah menarik

diri (secara

fi

sik ataupun psikologis) dari situasi kon

fl

ik daripada

harus menghadapi kon

fl

ik.

2. Memaksakan Kehendak

Orang dengan cara ini berusaha menguasai lawan-lawannya

dengan memaksa mereka untuk menerima penyelesaian kon

fl

ik yang

diinginkannya. Tujuan pribadinya dianggap sangat penting, sedangkan

hubungan dengan orang lain kurang begitu penting. Tipe ini tidak

peduli terhadap kebutuhan orang lain, ia tidak peduli apakah orang

lain menyukai dan menerima dirinya atau tidak. Ia menganggap

bahwa kon

fl

ik harus diselesaikan dengan cara satu pihak menang

dan pihak yang lain kalah. Orang ini ingin menjadi pemenang karena

kemenangan akan memberi rasa bangga dan sebaliknya, kekalahan

akan menimbulkan perasaan lemah, rasa tidak mampu, dan rasa gagal.

Ia berusaha menang dengan menyerang, menguasai, mengatasi, dan

melakukan intimidasi terhadap orang lain.

3. Menyesuaikan pada Keinginan Orang Lain

Pada gaya ini, hubungan dengan orang lain sangat penting,

sedangkan tujuan pribadi kurang begitu penting. Orang tipe ini

ingin diterima dan disukai orang lain. Ia merasa bahwa kon

fl

ik

harus dihindari demi keserasian (harmoni) dan ia yakin bahwa

kon

fl

ik tidak dapat dibicarakan jika merusak hubungan baik. Ia

khawatir apabila kon

fl

ik berlanjut, seseorang akan terluka dan hal

itu akan menghancurkan hubungan pribadi dengan orang tersebut.

Ia mengorbankan tujuan pribadi untuk mempertahankan hubungan

dengan orang lain. Orang dengan cara ini seolah-olah berkata:

“aku mengorbankan tujuanku dan membiarkanmu mendapat apa

yang kau inginkan agar kau menyukai diriku”. Orang ini berusaha

memperhalus situasi kon

fl

ik yang terjadi.

4. Tawar-Menawar

Tawar-menawar

ini cukup memperhatikan tujuan pribadi dan

juga hubungannya dengan orang lain. Orang seperti ini biasanya

mencari kompromi, ia mengorbankan sebagian tujuan pribadi dan

membujuk orang lain yang berkon

fl

ik dengan dirinya agar ikut

Riset

Pada saat terjadi konflik antara RI

dan GAM, dengan cara apakah

kedua belah pihak menyelesaikan

konflik yang terjadi?

Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XI

44

berkorban juga. Tipe ini mencari penyelesaian terhadap kon

fl

ik yang

menempatkan kedua belah pihak memperoleh sesuatu, seolah-olah

bertemu di tengah antara kedua kedudukan ekstrim (mementingkan

tujuan pribadi dan mementingkan hubungan dengan orang lain). Ia

ingin mengorbankan sebagian tujuan pribadi ataupun hubungannya

dengan orang lain untuk mencapai persetujuan ke arah kebaikan

bersama.

5. Kolaborasi

Cara ini sangat menghargai tujuan pribadi dan hubungannya

dengan orang lain. Ia memandang kon

fl

ik sebagai masalah yang

harus diselesaikan. Orang tipe ini memandang konflik untuk

meningkatkan hubungan dengan cara mengurangi ketegangan

kedua belah pihak. Ia berusaha memulai sesuatu pembicaraan yang

dapat mengenali kon

fl

ik sebagai suatu masalah. Tipe ini memelihara

hubungan dengan cara mencari pemecahan yang memuaskan kedua

belah pihak. Ia tidak akan merasa puas sampai menemukan suatu

penyelesaian yang dapat mencapai tujuan pribadinya dan tujuan

orang lain. Ia juga tidak akan merasa puas sampai ketegangan dan

perasaan negatif dapat diselesaikan sepenuhnya.

Kapan Anda harus menggunakan cara tersebut untuk

menangani kon

fl

ik? Berikut ini terdapat beberapa petunjuk yang

bisa membantu.

a. Apabila tujuan pribadi tidak begitu penting dan Anda juga

merasa tidak perlu memelihara hubungan dengan orang lain

maka Anda dapat menghindar. Menghindari rasa permusuhan

orang yang tak dikenal di jalan, di

mall

, atau di terminal

merupakan cara paling baik yang dapat dilakukan.

b. Jika tujuan pribadi sangat penting, tetapi hubungan dengan orang

lain tidak begitu penting maka Anda dapat bertindak dengan

memaksakan kehendak. Misalnya, pada saat Anda membeli

barang-barang “obralan”, berusaha memasuki restoran yang

penuh sesak pengunjung, atau berdesakan untuk memperoleh

tempat di bus pada saat mudik.

c.

Jika tujuan pribadi tidak begitu penting, tetapi hubungan dengan

orang lain sangat penting maka Anda dapat memakai cara

menyesuaikan pada keinginan orang lain. Pada waktu salah

seorang rekan Anda berkukuh pada pendapatnya sendiri dan

Anda bisa bersikap tak peduli terhadap hal tersebut.

Riset

Di jalan raya ketika Anda sedang

berkendaraan, sering kali terjadi

kesalahpahaman dengan

pengendara atau pengguna jalan

lain. Apa yang sepantasnya dilakukan

jika terjadi konflik kecil tersebut?

Gambar 2.8

Diskusi

Diskusi merupakan salah satu cara untuk

meredam konflik karena dengan membuat

kesepakatan melalui argumen dan

mufakat, masalah bisa diselesaikan.

Sumber:

Tempo

, 7 Agustus 2005

Konflik Sosial

45

Sumber:

Atlas Indonesia

,1998

Gambar 2.9

Suku Asmat

Suku Asmat yang ada di Papua merupakan

golongan suku yang teguh berpegang

pada adat dan kebudayaan.

Konflik yang sering terjadi di Indonesia merupakan suatu

permasalahan yang kompleks dan membutuhkan penyelesaian yang

menyeluruh dan integratif dari berbagai pendekatan.

Indonesia merupakan suatu gugusan kepulauan yang terdiri atas

berbagai ragam kebudayaan. Adapun masyarakatnya merupakan

masyarakat yang multikultural. Banyak kon

fl

ik terjadi di Indonesia

seperti kasus Sampit di Kalimantan, kon

fl

ik di Poso dan Ambon, kon

fl

ik

antarsuku di Papua, dan kon

fl

ik-kon

fl

ik lain. Kon

fl

ik tersebut lebih

banyak diakibatkan oleh kemajemukan dalam masyarakat, baik secara

vertikal maupun horizontal.

Secara sosiologis, masyarakat multikultural memiliki potensi

rawan kon

fl

ik yang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

1. harga diri dan kebanggaan setiap pihak terusik;

2. adanya perbedaan kebudayaan yang dimiliki setiap etnis;

3. adanya benturan kepentingan (politik, ekonomi, kekuasaan);

4. perubahan sosial yang terlalu cepat dapat mengganggu

keseimbangan sistem.

E

Pendekatan Pluralisme Budaya

dalam Menangani Konflik di Indonesia

4. Jika tujuan pribadi ataupun hubungan dengan o

rang lain cukup

penting bagi Anda dan orang lain, itu sama-sama tidak akan

memperoleh apa yang diinginkan bersama maka bisa dilakukan

cara tawar-menawar. Misalnya, apabila kapasitas ruangan

terbatas, padahal Anda dan rekan kerja menggunakannya bersama

maka melakukan negosiasi untuk memperoleh kompromi akan

merupakan jalan paling baik untuk menyelesaikan kon

fl

ik.

5. Jika tujuan pribadi dan hubungan dengan orang lain sangat

penting, Anda bisa bertindak dengan cara kolaborasi. Anda dan

kelompok belajar Anda memiliki perbedaan pendapat dalam

mengerjakan atau menyelesaikan salah satu tugas sekolah maka

peng gunaan cara kolaborasi merupakan tindakan paling baik.

Anda bersama teman Anda bisa bersama-sama mencari cara

memecahkan masalah tersebut tanpa ada yang tersinggung dan

tugas sekolah pun dapat diselesaikan dengan baik.

Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XI

46

Terdapat dua elemen kuat yang sering bergabung dalam kon

fl

ik

internal, seperti halnya yang terjadi di Indonesia, yaitu:

1.

identitas

, yang berkaitan dengan mobilisasi orang dalam

kelompok-kelompok identitas komunal yang berdasarkan ras,

agama, bahasa, dan seterusnya;

2.

distribusi

, yaitu cara untuk membagi sumber daya ekonomi,

sosial, dan politik dalam sebuah masyarakat. Ketika distribusi

dianggap tidak adil yang berkaitan dengan perbedaan identitas.

Misalnya, suatu kelompok agama kekurangan sumber daya

tertentu yang didapat dari kelompok lain. Kita menemukan

adanya potensi kon

fl

ik yakni kombinasi dari faktor kuat yang

didasarkan pada identitas dengan persepsi yang lebih luas

tentang keadilan ekonomi dan sosial yang sering menyalakan

kon

fl

ik yang mengakar.

Karakteristik yang menonjol dari kon

fl

ik internal adalah tingkat

ketahanannya karena kon

fl

ik seperti ini sering didasarkan pada

isu identitas. Istilah yang sering digunakan dalam kon

fl

ik seperti

ini adalah kon

fl

ik etnis. Kon

fl

ik disebabkan oleh faktor apapun

(agama, ras, budaya, keturunan, sejarah) yang dianggap sebagai

identitas fundamental dan yang menyatukan mereka menjadi sebuah

kelompok maka merasa berkewajiban untuk melakukan kekerasan

demi melindungi identitas mereka yang terancam.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan identitas fundamental

sering bercampur dengan kon

fl

ik dalam pendistribusian sumberdaya.

Misalnya wilayah, kekuasaan ekonomi, prospek lapangan kerja, dan

sebagainya. Ketika identitas dan isu pendistribusian dibaurkan,

akan menjadi kesempatan bagi pemimpin yang oportunistik untuk

mengeksploitasi dan memanipulasi. Hal ini menjadi potensi kon

fl

ik

yang paling tinggi dan banyak terjadi di Indonesia, terutama setelah

masa reformasi sampai sekarang.

Zoom

Konflik Internal

Mikro

Messo

Makro

Buatlah kelompok yang terdiri atas empat siswa. Diskusikan tentang konflik internal di negara kita

dengan berlandaskan pada sumber yang dapat dipercaya, misalnya dari media massa. Catatlah

sebab-sebab konflik dan bagaimana untuk mengatasi masalah konflik tersebut.

Kerja Sama 2.3

Pendekatan pluralisme budaya merupakan sebuah alternatif dalam

kaitannya dengan relasi sosial di antara kelompok-kelompok etnis

dan kebudayaan. Pendekatan ini dapat dijadikan sebagai strategi pe-

mecahan kon

fl

ik dan pembangunan modal kedamaian sosial. Pluralisme

menunjuk pada sikap penghormatan antara berbagai kelompok dalam

masyarakat dan penghormatan kaum mayoritas terhadap minoritas dan

sebaliknya, yang memungkinkan mereka mengekspresikan kebudayaan

mereka tanpa prasangka dan permusuhan. Daripada berupaya untuk

mengeliminasi karakter etnis, pluralisme budaya berjuang untuk

memelihara integritas budaya. Pluralisme menghindari penyeragaman,

seperti kata

Kleden

(2000:5), “...penyeragaman ad

alah kekerasan

terhadap perbedaan, pemerkosaan terhadap bakat, dan t

erhadap

potensi manusia.”

Tabel 2.1 menunjukkan model sederhana mengenai pendekatan

pluralisme budaya dalam memahami dan memecah kan kon

fl

ik

antaretnis. Fokus intervensinya mencakup tiga wilayah:

mikro

,

messo

dan

makro

yang melibatkan berbagai isu personal, interpersonal, dan

sosiokultural.

Konflik Sosial

47

Tabel 2.1: Pendekatan Pluralisme Budaya dalam Memahami dan Memecahkan Kon

fl

ik

F

Hubungan Antara Konflik dan Terjadinya

Integrasi Sosial

Kon

fl

ik merupakan bagian dari proses sosial yang wajar dan

tidak harus dihindari. Sebenarnya, konflik yang terjadi dapat

berfungsi sebagai faktor positif atau pendukung bagi tumbuh

kembangnya modal kedamaian sosial. Kon

fl

ik juga bisa bersifat

konstruktif (membangun) terhadap keutuhan kelompok dan integrasi

sosial masyarakat dalam skala yang lebih luas.

Manusia memiliki keinginan untuk bergaul. D

alam pergaulannya

terdapat suatu hubungan yang saling mempengaruhi sehingga

akan menimbulkan suatu perasaan yang saling membutuhkan.

Untuk mengenal upaya manusia yang merupakan bagian dari

masyarakat nya, terdapat beberapa perilaku yang berhubungan

dengan tindakan dan interaksi sosial sebagai jalan untuk mencapai

tujuan manusia sebagai makhluk sosial. Selain itu, dalam menjaga

segala tindakan dan interaksi sosial, juga terdapat nilai dan norma

sosial sebagai standar penilaian umum yang dapat membentuk

keteraturan hubungan antarmanusia menuju terciptanya integrasi

sosial yang mantap.

Pusat

Perhatian

Mikro: individu

Tujuan Intervensi

Strategi Intervensi

1. Identifikasi orientasi budaya klien.

Misalnya: bahasa, agama, daerah asal.

2. Evaluasi pentingnya variasi-variasi kelompok antaretnis

yang mempengaruhi orientasi budaya klien.

3. Pertimbangkan keanggotaan dan status sosial klien

sebagai faktor antara (

mediating factor

).

4. Pilih solusi pemecahan masalah personal yang cocok

secara etnis.

1. Mengembangkan

kompetensi personal, sosial,

dan vokasional.

2. Meningkatkan pengetahuan

mengenai sumber-sumber.

3. Menetapkan jaringan

pendukung sosial yang baru.

1. Pelatihan normatif.

2. Pendidikan.

3. Sosialisasi.

4. Penyembuhan.

5. Konseling.

Messo: keluarga, lembaga-lembaga sosial, ke

lompok

penyembuhan

1. Identifikasi karakteristik keluarga, lembaga-lembaga

sosial, dan kelompok penyembuhan berdasarkan

dinamika etnis.

2. Perkiraan kepekaan atau responsifitas kelompok yang

anggota-anggotanya mungkin memiliki orientasi etnis

yang berbeda.

3. Evaluasi pentingnya variasi-variasi kelompok antaretnis

dalam keluarga, lembaga-lembaga sosial, dan kelompok

penyembuhan.

4. Pertimbangkan keanggotaan dan status sosial kelompok

sebagai faktor antara.

Makro: masyarakat lokal dan nasional

1. Memahami batas-batas keluarga dengan komunitas

yang lebih luas dalam perencanaan dan pelaksanaan

intervensi (pemecahan masalah).

2. Fasilitas kepekaan masyarakat terhadap kebutuhan-

kebutuhan kebudayaan etnis.

3. Menyadari kebijakan-kebijakan lokal dan nasional yang

mempengaruhi integrasi kelompok-kelompok etnis.

1. Mendukung pemahaman

dan menerima perbedaan-

perbedaan antaretnis.

2. Meningkatkan integritas sosial

kelompok.

3. Meningkatkan kesadaran dan

identitas etnis.

4. Mengatasi subordinasi.

5. Membangun basis-basis

kekuasaan baru.

1. Meningkatkan kesamaan

kesempatan.

2. Memfasilitasi perubahan-

perubahan kebijakan.

3. Memperbaiki prosedur dan

mendistribusikan pelayanan

publik.

1. Reedukasi dan penjelasan nilai-

nilai.

2. Mengembangkan kesadaran

dan sensitifitas budaya.

3. Merancang proyek-proyek kerja

sama antaretnis.

4. Pemberdayaan dan pelatihan

kemandirian, kepemimpinan.

5. Pengorganisasian proses-

proses politik.

1. Advokasi dan bantuan hukum.

2. Perbaikan dan peningkatan

saluran-saluran politik.

3. Mengembangkan proyek-proyek

percontohan dan penelitian

tindakan (

action research

).

Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XI

48

Dalam pelajaran Sosiologi di Kelas X, Anda telah mempelajari

bentuk-bentuk proses sosial yang timbul akibat adanya interaksi

sosial. Di antaranya terdapat proses asosiatif. Proses asosiatif adalah

proses sosial yang mengarah kepada keterpaduan atau integritas

sosial. Hal ini dicirikan dengan hubungan antara perorangan atau

kelompok yang mengacu kepada adanya kesamaan, keserasian,

dan keseimbangan. Proses ini meliputi kerja sama (

cooperation

),

akomodasi (

accommodation

), dan asimilasi (

assimilation

). Adanya

kerja sama, akomodasi, dan asimilasi dalam kehidupan masyarakat

merupakan proses sosial yang mengarah kepada bentuk-bentuk

masyarakat yang terintegrasi.

Pada dasarnya, masyarakat itu berada dalam keadaan integrasi

dalam norma-norma dan nilai-nilai. Integrasi normatif dianggap

perlu, karena:

1. terwujudnya keserasian norma, berhubungan dengan berbagai

tingkah laku manusia dalam situasi yang berlainan;

2. terwujudnya tingkat kepatuhan yang tinggi antara norma-norma

dan tingkah laku warga masyarakat yang sebenarnya. Oleh

karena itu, kesepakatan dan konsensus nilai-nilai merupakan asas

integrasi sosial dalam suatu masyarakat.

Masyarakat merupakan suatu sistem

yang terdiri atas komponen-

komponennya. Sebagai suatu sistem, masyarakat memiliki fungsi

integrasi untuk mencapai keadaan serasi, atau hubungan serasi di

antara bagian-bagian dari suatu sistem sosial. Hal ini mencakup

identitas masyarakat, keanggotaan seseorang dalam masyarakat,

dan susunan normatif dari bagian-bagian tersebut.

Sebagai contoh: ada masyarakat petani, pedagang, pegawai

pemerintah, pejabat, polisi, hakim, dan sebagainya. Semua itu

merupakan identitas manusia dalam masyarakat yang memiliki

fungsi antara yang satu dan yang lainnya (saling bergantung). Setiap

anggota masyarakat tersebut akan berjalan sesuai aturan-aturan

dalam bidang kehidupannya yang dianut sebagai nilai-nilai bersama.

Misalnya petani, akan berperilaku sebagai petani yang menggarap

lahan pertaniannya sampai panen dan mendapatkan hasil berupa

bahan pangan. Pedagang akan berperilaku sebagai penjual barang

Sumber:

Atlas Indonesia

, 1998

Gambar 2.10

Perisai Garuda Pancasila

Pada perisai Garuda Pancasila terdapat

lima sila sebagai nilai-nilai terwujudnya

integrasi bangsa Indonesia.

Riset

Integrasi memiliki kesamaan arti

dengan persatuan atau perdamaian.

Menurut Anda, apa saja faktor

pendukung terjadinya integrasi apa

saja?

Referensi

Sosiologi

Kerja sama (

cooperation

) merupakan

usaha bersama antara orang

perorang atau kelompok manusia

untuk mencapai satu atau beberapa

tujuan bersama. Akomodasi

(

accomodation

) merupakan

suatu cara untuk menyelesaikan

pertentangan tanpa menghancurkan

pihak lawan. Asimilasi (

assimilation

)

merupakan peleburan dua

kebudayaan atau lebih sehingga

menjadi satu kebudayaan.

Konflik Sosial

49

dagangannya. Demikian juga polisi, dia akan mengatur lalu lintas

atau ketertiban di masyarakat. Semuanya saling bergantung dan

tidak mungkin polisi berperilaku sebagai pedagang karena hal ini

akan memunculkan ketidakserasian.

PEDAGANG

PEMBELI

PETANI

PEMERINTAH

POLISI

PENGUSAHA

Skema 2.1.

Saling Kebergantungan

Saling ketergantungan yang kompleks

antarmanusia dalam bidang mata

pencaharian.

Anda pasti mengetahui melalui sejarah tentang bagaimana para

pemuda seluruh Indonesia bersatu pada 28 Oktober 1928 di Jakarta.

Mereka bersama-sama berikrar

Sumpah Pemuda

untuk “satu tanah

air satu bangsa, dan satu bahasa, yaitu Indonesia”. Sebuah nilai

yang sangat tinggi dijunjung oleh para pemuda atau mungkin kita

juga masih mengingat tentang bagaimana para mahasiswa seluruh

Indonesia bersatu untuk menggulingkan pemerintah Orde Baru

karena membela nasib bangsa dan negara dalam agenda reformasi

tahun 1998 lalu. Dari dua contoh sejarah tersebut, diharapkan Anda

bisa mengambil makna dari pentingnya nilai persatuan, kesatuan,

dan kebersamaan. Ingatlah suatu peribahasa “bersatu kita teguh

bercerai kita runtuh”.

Asas integrasi sosial tidak hanya dilandaskan karena adanya

saling kebergantungan dalam kebutuhan ekonomi, juga dapat

muncul dari pengaruh adanya kon

fl

ik terlebih dahulu. Kon

fl

ik

yang dimaksud tentunya adalah yang menumbuhkan perasaan atau

solidaritas ke dalam. Sebagai contoh, di Afrika Selatan yang warga

masyarakatnya merasakan kehidupan penuh dengan kon

fl

ik dan

paksaan dari orang kulit putih terhadap kulit berwarna gelap. Faktor

yang mendorong integrasi sosial mereka adalah paksaan politik.

Contoh lain integrasi yang dilandasi kon

fl

ik, misalnya terjadi

perkelahian antara pelajar di dua sekolah, maka untuk memper-

satukan dan menumbuhkan integrasi di antara mereka, dapat

dilakukan melalui penggabungan ke dalam satu tim olahraga, dan

setiap sekolah mewakili setengah pemain. Apabila tim telah terbentuk,

dilakukan pertandingan persahabatan. Dengan demikian, kedua

sekolah yang terlibat tawuran akan bersatu menjadi pendukung tim

olahraga yang telah dibentuk bersama.

Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XI

50

Agar di dalam masyarakat integrasi dapat berjalan dengan baik,

perlu diperhatikan faktor-faktor sosial yang mempengaruhi kehidupan

masyarakat, seperti tujuan yang hendak dicapai masyarakat, sistem

sosial, sistem tindakan, dan sistem sanksi. Dengan kata lain, faktor-faktor

yang memengaruhi proses integrasi sosial adalah:

1. tercapainya suatu konsensus mengenai nilai-nilai dan norma-

norma sosial;

2. norma-norma yang berlaku konsisten dan tidak berubah-ubah;

3. adanya tujuan bersama yang hendak dicapai;

4. anggota masyarakatnya merasa saling bergantung dalam mengisi

kebutuhan-kebutuhannya;

5. dilatarbelakangi oleh adanya kon

fl

ik dalam suatu kelompok.

Integrasi sosial juga dapat terwujud karena adanya keteraturan

sosial. Adapun faktor-faktor yang memengaruhi keteraturan sosial;

antara lain pengendalian sosial dan wewenang, adat istiadat, norma

hukum, prestise, dan kepemimpinan.

Untuk menciptakan integrasi sosial dalam rangka mewujudkan

keteraturan sosial diperlukan upaya-upaya dari berbagai komponen

masyarakat melalui langkah-langkah yang optimal dan berkesinam-

bungan. Di antara sekian banyak langkah yang dapat dilakukan

dalam penanganan sosial budaya menuju integrasi sosial adalah

sebagai berikut.

1. Pembangunan Pendidikan

Pendidikan pada hakikatnya adalah proses menemukan identitas

seseorang. Proses pendidikan yang benar adalah yang membebaskan

seseorang dari berbagai kungkungan, atau penyadaran akan

kemampuan seseorang. Proses pendidikan tidak hanya dilihat sebagai

suatu proses yang terjadi dalam lembaga formal seperti sekolah.

Lembaga informal pun merupakan sarana yang mampu mendidik

seseorang. Sebagai lembaga sosial, sekolah merupakan bagian dari

proses pendidikan yang juga merupakan proses pembudayaan.

Pengembangan sistem pendidikan yang diselenggarakan harus

mempertimbangkan dan mengacu pada prinsip-prinsip berikut.

a.

Moral agama

. Hal ini berkaitan dengan upaya peningkatan

keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta

berbudi pekerti luhur.

b.

Ideologis

fi

loso

fi

s

. Pelaksanaan proses pendidikan hendaklah

berasaskan Pancasila (sebagai dasar serta pandangan hidup

berbangsa dan bernegara) yang mengarah pada penguatan

integritas nasional.

c.

Psikologis

, mengupayakan peningkatan atau pencapaian

keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika.

d.

Sosial budaya

, berkaitan dengan upaya peningkatan atau

pencapaian kepribadian yang mantap dan mandiri serta ber-

tanggung jawab.

e. Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif,

menjunjung tinggi hak azazi manusia, nilai keagamaan, dan nilai

kultural, serta kemajemukan bangsa. Tumbuhnya demokrasi

dalam proses pendidikan mendorong tumbuhnya pendekatan

multikulturalisme dalam pendidikan.

f.

Sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan

multimakna.

g. Sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta

didik yang berlangsung sepanjang hayat.

h. Memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembang-

kan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.

Jendela

Info

Paulo Freire

seorang kritikus

asal Brazil banyak mengkritik

metode pendidikan sekolah yang

menerapkan pendidikan gaya bank,

yakni siswa hanya dijejali dengan

materi-materi dan pelajaran ibarat

celengan kosong yang terus menerus

dimasukkan uang.

Sumber:

Children’s Encyclopedia

, 1989

Konflik Sosial

51

i.

Mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi

segenap warga masyarakat.

j.

Memberdayakan seluruh komponen masyarakat melalui peran

serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan

masyarakat.

Prinsip-prinsip tersebut dapat dijadikan sebagai landasan sistem

pendidikan dengan harapan mampu memberikan kontribusi bagi

pencapaian pembangunan nasional. Tentunya dengan memperhatikan

juga pelaksanaan sistem pendidikan yang semesta (terbuka bagi seluruh

rakyat dan berlaku di seluruh wilayah negara), menyeluruh (mencakup

semua jalur, jenjang, serta keterkaitan antara pendidikan nasional dan

usaha pembangunan nasional), dan terpadu.

Zoom

Psycocultural

Moral agama

Idiologis filosofis

Psikologis

Sosial budaya

Demokrasi

Diskriminasi

Multikulturalisme

Buatlah kelompok kecil, kemudian diskusikan. Menurut Anda, bagaimana pelaksanaan sistem

pendidikan di negara kita?

Kerja Sama 2.4

2. Manajemen Konflik

Terdapat banyak kon

fl

ik yang terjadi dalam kehidupan ber-

masyarakat.

Ross

(1993) mengemukakan dua sumber kon

fl

ik yang

terjadi dalam sebuah organisasi atau kelompok, yaitu

teori struktur

sosial

dan

teori psychocultural

. Teori struktur sosial menekankan

persaingan antara pihak-pihak yang berkepentingan sebagai

motif utama sebuah kon

fl

ik, sedangkan teori

psycocultural

lebih

menekankan kekuatan psikologi dan kultural.

Kedua sumber kon

fl

ik tersebut memerlukan penanganan yang

berbeda. Teori struktural menerangkan bahwa strategi manajemen

kon

fl

ik memerlukan perubahan kondisi organisasi pihak tersebut

secara mendasar. Kepentingan yang bermacam-macam sangat sulit

untuk dijembatani. Adapun teori

psycocultural

dalam melakukan

manajemen kon

fl

ik memfokuskan pada proses yang dapat mengubah

persepsi atau memengaruhi hubungan antara pihak-pihak kunci.

Dalam teori ini, kepentingan lebih bersifat subjektif dan dapat

berubah dibandingkan dalam pandangan teori struktural.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah

kon

fl

ik yang mengarah pada kekerasan adalah melalui manajemen

kon

fl

ik dengan mekanisme dan model pengelolaan kon

fl

ik. Kon

fl

ik

sosial budaya yang terjadi sebenarnya dapat dinetralisasi dengan

menciptakan konsensus. Konsensus ini pada gilirannya akan dapat

mengatasi perbedaan pendapat dan kepentingan antargolongan

dalam masyarakat. Setiap ketegangan dan penyimpangan yang

terjadi akan selalu dapat dicarikan rujukannya melalui konsensus

yang telah disepakati bersama. Dengan demikian, kon

fl

ik yang

terjadi tidak akan menjurus ke arah kekerasan sehingga integrasi

sosial budaya akan dapat tercapai.

3. Meningkatkan Modal Sosial

Konsep ini diperkenalkan oleh

Robert Putnam

sewaktu meneliti

masyarakat Italia tahun 1985. Mereka memiliki kesadaran politik

yang tinggi dan setiap individu mempunyai minat besar untuk

terlibat dalam masalah publik. Hubungan antaranggota masyarakat

lebih bersifat horizontal karena semua masyarakat mempunyai hak

dan kewajiban yang sama.

Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XI

52

Riset

Saat ini banyak bermunculan

komunitas-komunitas baru di

kalangan orang muda, seperti

komunitas motor, mobil, atau

komunitas musik, yang masing-

masing memiliki ciri khas tersendiri.

Bagaimana Anda menanggapi hal

ini? Apakah Anda merupakan salah

satu bagian di dalamnya? Berikan

penjelasannya.

Modal sosial adalah norma dan jaringan yang melancarkan

interaksi dan transaksi sosial sehingga segala urusan bersama dalam

masyarakat dapat diselenggarakan dengan mudah. Dalam modal

sosial memuat kemampuan warga masyarakat untuk mengatasi

masalah publik dalam iklim demokratis. Oleh karena itu, terjalin

kerja sama antarwarga untuk menghasilkan tindakan kolektif.

Sumber:

www.phdsymposium.2004.up.ces

Gambar 2.11

Masyarakat Italia

Masyarakat Italia memiliki minat yang

tinggi untuk terlibat dalam dunia politik di

negaranya.

Pengembangan praktik modal sosial tumbuh dari prinsip seperti

kita harus berbaik sangka pada sesama dan menghindari rasa curiga.

Prinsip tersebut sangat baik untuk membangun modal sosial karena

sikap toleran yang harus dipelihara sehingga tercipta suatu kerja

sama antarindividu atau antarkelompok masyarakat. Modal sosial

positif, seperti arisan, gotong royong, dan lainnya dapat digunakan

sebagai kosmetik kebijaksanaan pembangunan ekonomi.

4. Pembangunan Komunitas

Komunitas mengacu pada kesatuan hidup sosial yang ditandai

dengan interaksi sosial yang lebih jelas dikenali dan disadari oleh

anggota-anggotanya. Pengertian komunitas tidak selamanya mengacu

pada individu dan perkotaan secara keseluruhan. Komunitas bisa

tersusun dari kelompok-kelompok permukiman di lingkungan RT,

RW, desa, kecamatan. Komunitas juga dapat berbentuk partai politik,

organisasi profesi, organisasi swadaya masyarakat yang formal dan

perkumpulan agama, budaya, hobi, atau paguyuban keluarga, dan

sebagainya. Ciri yang penting dari komunitas adalah bahwa interaksi

antaranggota berlangsung dalam intensitas dan frekuensi yang tinggi,

saling mengenal, saling menolong, dan kerja sama.

5. Demokratisasi

Secara umum diyakini bahwa demokratisasi dapat bekerja

sebagai sistem pengelolaan ataupun pencegahan kon

fl

ik. Hal ini

terbukti dari beberapa catatan sejarah yang mengangkat demokrasi

memiliki fungsi lebih baik dalam pengelolaan damai bagi kon

fl

ik-

kon

fl

ik dibandingkan sistem-sistem lain. Fakta nyata bahwa negara

demokratis lebih kecil kemungkinannya untuk berperang dengan

sesama negara demokratis.

Melalui demokratisasi, setiap perselisihan yang timbul diproses,

diperdebatkan, dan direspons. Pemerintahan yang demokratis

Konflik Sosial

53

memper bolehkan ketidakpuasan diekspresikan secara terbuka dan

mendapat respons. Dengan kata lain, demokrasi bertindak sebagai

sistem pengelolaan kon

fl

ik tanpa kembali terjebak pada kekerasan.

Sebagai contoh, sering terjadinya demonstrasi di Indonesia akhir-

akhir ini setelah masa reformasi adalah wujud dari kebebasan negara

dalam menuju demokratisasi. Bandingkan dengan zaman sebelum

reformasi, masyarakat dikungkung dan dibungkam kebebasannya

dalam berekspresi dan berpendapat tentang ketidakpuasannya.

6. Memberdayakan Pekerjaan Sosial

Pekerjaan sosial adalah sebuah profesi pertolongan kema nusiaan

yang fokus utamanya membantu fungsi dari sosial individu, keluarga,

dan masyarakat dalam melaksanakan peran-peran sosialnya.

Penanganan kon

fl

ik ataupun pembangunan modal kedamaian sosial

dalam perspektif pekerjaan sosial dilakukan melalui tiga arah secara

terintegratif, yaitu

mikro

(individu dan keluarga),

messo

(kelompok

dan lembaga-lembaga swadaya), dan

makro

(negara). Dalam konteks

makro

, misalnya, kebijakan publik yang kondusif diyakini sebagai

piranti penting dalam pembangunan modal kedamaian sosial. Di

negara-negara Barat, sistem kebijakan sosial dan jaminan sosial pada

hakikatnya merupakan upaya untuk mereduksi ketimpangan dan

keadilan sosial secara melembaga yang pada gilirannya menjadi

penopang modal kedamaian sosial.

Model dan peranan pekerja sosial dalam menangani konflik

bisa dipertimbangkan sebagai masukan bagi pendekatan strategi

pembangunan serta integrasi bangsa Indonesia. Ada beberapa peran

yang dapat dilakukan ketika menangani kon

fl

ik dalam pekerjaan

sosial.

Tiga peran berikut yaitu mediator, fasilitator, dan

broker,

sangat

relevan dalam proses penanganan kon

fl

ik dan dapat dijadikan model

bagi para pendamai, khususnya bagi mereka yang terlibat dalam

kegiatan-kegiatan pembimbingan sosial yang bertugas di lapangan.

Peran mediator dilakukan pada tahap berlangsungnya kon

fl

ik.

Adapun peran fasilitator dan

broker

umumnya dilakukan pada fase

“pascakon

fl

ik” yang “pertempuran” dan “benturan-benturan

fi

sik”

sudah menurun. Dua peran ini sering pula diterapkan pada tahap

prakon

fl

ik atau pencegahan kon

fl

ik.

a. Mediator

Peran mediator dilakukan pada saat terdapat perbedaan yang

mencolok dan mengarah pada pertentangan

fi

sik antara berbagai

pihak. Mediator dapat berperan sebagai orang ketiga di antara

anggota kelompok yang terlibat kelompok.

Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam melakukan

peran mediator meliputi kontrak perilaku, negosiasi, pendamai pihak

ketiga, serta berbagai macam penanganan situasi kedaruratan. Dalam

mediasi, upaya-upaya yang dilakukan pada hakikatnya diarahkan

untuk mencapai “solusi menang-menang” (

win-win solution

). Hal ini

berbeda dengan peran sebagai “pembela” (

advocate

) yang bantuan

diarahkan untuk memenangkan kasus klien atau membantu klien

memenangkan dirinya sendiri. Beberapa teknik dan keterampilan

yang dilakukan peran mediator:

1) mencari persamaan nilai dari pihak-pihak yang terlibat

kon

fl

ik;

2) membantu setiap pihak agar mengakui legitimasi kepentingan

pihak lain;

3) membantu pihak-pihak yang bertikai dalam mengidenti

fi

kasi

kepentingan bersama;

Jendela

Info

(Lembaga Swadaya Masyarakat)

LSM

merupakan badan yang

bergerak dalam bidang-bidang

sosial, seperti pemberdayaan petani,

advokasi, atau pembelaan terhadap

masyarakat yang terpinggirkan, serta

bidang-bidang sosial lainnya.

Sumber:

Dokumentasi Penerbit

Gambar 2.12

Mediator

Mediator berfungsi menghubungkan

individu atau anggota kelompok yang

sedang terlibat konflik.

Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XI

54

4) hindari situasi yang mengarah pada munculnya kondisi menang

dan kalah;

5) berupaya untuk melokalisasi kon

fl

ik ke dalam isu, waktu, dan

tempat yang spesi

fi

k;

6) membagi kon

fl

ik ke dalam beberapa isu;

7) membantu pihak-pihak yang bertikai untuk mengakui bahwa

mereka lebih memiliki manfaat jika melanjutkan sebuah

hubungan daripada terlibat terus dalam kon

fl

ik;

8) memfasilitasi komunikasi dengan cara mendukung mereka agar

mau berbicara satu sama lain; dan

9) menggunakan prosedur-prosedur persuasi.

b. Fasilitator

Peranan “fasilitator” sering disebut sebagai “pemungkin”

(

enabler

). Keduanya bahkan sering dipertukarkan satu-sama lain.

Seperti dinyatakan

Parsons

,

Jorgensen

dan

Hernandez

(1994), “

The

traditional role of enabler in social work implies education, facilitation, and

promotion of interaction and action

”. Fasilitator bertanggung jawab

membantu klien menjadi mampu menangani tekanan situasional

atau transisional. Adapun kerangka acuan mengenai tugas yang

dapat dilakukan oleh seorang fasilitator, antara lain:

1) mende

fi

nisikan keanggotaan atau siapa yang akan dilibatkan

dalam pelaksanaan kegiatan;

2) mende

fi

nisikan tujuan keterlibatan;

3) mendorong komunikasi dan relasi, serta menghargai pengalaman

dan perbedaan-perbedaan;

4) memfasilitasi keterikatan dan kualitas sinergi sebuah sistem,

menemukan kesamaan dan perbedaan;

5) memfasilitasi pendidikan, membangun pengetahuan dan

keterampilan;

6) memberikan model atau contoh dan memfasilitasi usaha untuk

pemecahan masalah bersama sehingga mendorong kegiatan

kolektif;

7) mengidenti

fi

kasi masalah-masalah yang akan dipecahkan;

8) memfasilitasi penetapan tujuan;

9) merancang solusi-solusi alternatif;

10) mendorong pelaksanaan tugas;

11) memelihara relasi sistem; dan

12) memecahkan kon

fl

ik.

Gambar 2.13

Pramuka

Pramuka merupakan salah satu kegiatan

mengidentifikasi masalah-masalah yang

akan dipecahkan.

Sumber:

www.bpkpenabur.or.id

Jendela

Info

Parsons, Jorgensen dan Hernandez

(1994), memberi tekanan pada

peraturan tradisional “pemungkin”

di kehidupan sosial merujuk pada

pendidikan, fasilitasi, dan promosi

atas interaksi dan tingkah laku.

Konflik Sosial

55

c. Broker

Pada pengertian umum, seorang broker membeli dan menjual

saham dan surat berharga lainnya di pasar modal. Seorang broker

berusaha untuk memaksimalkan keuntungan dari transaksi tersebut

sehingga klien dapat memperoleh keuntungan sebesar mungkin.

Pada saat klien menyewa seorang broker, klien meyakini bahwa

broker tersebut memiliki pengetahuan mengenai pasar modal,

pengetahuan yang diperoleh terutama berdasarkan pengalamannya

sehari-hari.

Dalam konteks penanganan kon

fl

ik, broker sukarelawan tidak

jauh berbeda dengan peran broker di pasar modal. Seperti halnya

di pasar modal, dalam penanganan kon

fl

ik terdapat “klien” atau

“konsumen”, yakni kelompok-kelompok yang bertikai. Namun,

sukarelawan melakukan transaksi dalam pasar lain, yakni jaringan

pertolongan sosial. Selain pengetahuan mengenai kualitas pelayanan

sosial di sekitar lingkungannya, pemahaman dan penghargaan

sukarelawan terhadap nilai-nilai pluralisme (

non-judgemental

,

individualisation

,

self determination

) sangat penting untuk menghindari

kon

fl

ik kepentingan dan menjaga kenetralan.

Dalam proses penanganan kon

fl

ik, ada tiga prinsip utama dalam

melakukan peranan sebagai broker, yaitu:

1) mampu mengidentifikasi dan melokalisasi sumber-sumber

kemasyarakatan yang tepat;

2) mampu menghubungkan konsumen atau klien dengan sumber

secara konsisten;

3) mampu mengevaluasi efektivitas sumber dalam kaitannya

dengan kebutuhan-kebutuhan klien.

Prinsip-prinsip tersebut sesuai dengan makna broker seperti

telah dijelaskan di muka. Peranan sebagai broker mencakup

“menghubung kan klien dengan barang-barang dan jasa serta

mengontrol kualitas barang dan jasa tersebut. Dengan demikian,

ada tiga kata kunci dalam pelaksanaan peran sebagai broker, yaitu:

menghubungkan (

linking

), barang-barang dan jasa (

goods and services

),

dan pengontrolan kualitas (

quality control

).

Parsons, Jorgensen

dan

Hernandez

, menerangkan ketiga konsep

tersebut, yaitu sebagai berikut.

1)

Linking

adalah proses menghubungkan orang dengan lembaga-

lembaga atau pihak-pihak lainnya yang memiliki sumber-

sumber yang diperlukan.

Linking

tidak sebatas hanya memberi

petunjuk kepada orang mengenai sumber-sumber yang ada.

Lebih dari itu, ia juga mengaitkan klien dengan sumber referal,

mendistribusikan sumber, dan menjamin bahwa barang-barang

dan jasa dapat diterima oleh klien, melakukan tindak lanjut.

2)

Goods

meliputi yang nyata, seperti makanan, uang, pakaian,

perumahan, obat-obatan. Adapun

service

mencakup keluaran

pelayanan lembaga yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan

hidup klien. Misalnya, perawatan kesehatan, pendidikan,

pelatihan, konseling, dan pengasuhan anak.

Riset

Integrasi bangsa merupakan suatu

tujuan yang dicita-citakan bersama

seluruh bangsa Indonesia. Hal

tersebut merupakan tantangan yang

harus dihadapi sejalan dengan

kemajemukan masyarakat yang

semakin besar. Menurut Anda,

apakah langkah strategis yang harus

dilakukan pemerintah?

Jendela

Info

Logika pasar modal dalam sistem

ekonomi bisa dikorelasikan dengan

penanganan konflik yang terjadi di

masyarakat.

Sumber:

www.mbproject.net

Bentuklah kelompok belajar yang terdiri atas empat orang dengan tidak membeda-bedakan

jenis kelamin dan agama. Tentukan topik mengenai konflik di Indonesia, kemudian secara

bergantian tentukan fasilitator atau moderator. Setiap orang mendapat kesempatan.

Kerja Sama 2.5

Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XI

56

Riset

Sebutkan contoh-contoh kebijakan

pemerintah yang bervisi kerakyatan

dan kebijakan yang merugikan

masyarakat, atau kebijakan yang

tidak menimbulkan konflik dan

kebijakan yang tidak menimbulkan

konflik.

Sekarang pasti Anda sudah sangat memahami faktor-faktor penyebab konflik sosial

dan penanganannya. Berdasarkan uraian tersebut, berikan kesimpulan Anda tentang

hubungan antara konflik sosial, kekerasan, dan integrasi sosial yang Anda pahami.

Kerja Sama 2.6

3)

Quality Control

adalah proses pengawasan yang dapat menjamin

bahwa produk-produk yang dihasilkan lembaga memenuhi

standar kualitas yang telah ditetapkan. Proses ini memerlukan

monitoring terus-menerus terhadap lembaga dan semua jaringan

pelayanan untuk menjamin bahwa pelayanan memiliki mutu

yang dapat dipertanggungjawabkan setiap saat.

Anda sebagai bagian dari anggota masyarakat perlu kiranya

memahami kon

fl

ik yang kerap terjadi. Dengan memahami kon

fl

ik,

diharapkan tumbuh sikap dan tindakan toleransi yang tinggi, dapat

mengurangi kon

fl

ik, dan mewujudkan integrasi sebagai bentuk

kedamaian sosial.

7. Strategi Kebijakan Publik

Secara garis besar, kebijakan-kebijakan publik dapat di-

kelompokkan ke dalam empat sasaran berikut.

a. Membangun masyarakat dalam membantu pencapaian tujuan-

tujuan pemerintah. Peningkatan investasi-investasi sosial dan

pendistribusian pelayanan-pelayanan sosial dasar yang lebih

luas dan adil.

b. Membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan-kebu-

tuhannya. kebijakan dalam kategori ini meliputi desentralisasi

pembuatan keputusan dan peningkatan program-program

pengembangan masyarakat yang dapat meningkatkan

kemam puan mereka dalam merealisasikan kepentingan-

kepentingannya.

c. Peningkatan masyarakat madani, meliputi perlindungan

hak asasi manusia, kebebasan berorganisasi, mengemukakan

pendapat, dan penetapan struktur-struktur hukum bagi

lembaga-lembaga swadaya masyarakat.

d. Peningkatan partisipasi masyarakat. Kebijakan ini ditujukan

untuk memberi kesempatan kepada masyarakat agar dapat

memberikan masukan bagi perumusan kebijakan dan praktik-

praktik pemerintahan yang menjamin konsultasi dan pengakuan

hakiki terhadap fungsi organisasi lokal.

Konflik terjadi karena adanya perbedaan atau

kesalahpahaman antara individu atau kelompok

masyarakat yang satu dan individu atau kelompok

masyarakat yang lainnya.

Konflik merupakan proses sosial yang akan

terus terjadi dalam masyarakat, baik individu

maupun kelompok, dalam rangka perubahan

untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan

Rangkuman

cara menentang lawannya. Adapun kekerasan

merupakan gejala yang muncul sebagai salah

satu efek dari adanya proses sosial yang biasanya

ditandai oleh adanya perusakan dan perkelahian.

Indikator-indikator tersebut adalah sebagai berikut.

a. Demonstrasi (

a protest demonstration

)

b. Kerusuhan

c. Serangan bersenjata

Konflik Sosial

57

Peta Konsep

Setelah mempelajari bab ini, adakah materi yang belum

Anda pahami? Jika

ada,

pelajari kembali materi bab

ini bersama teman kelompok belajar Anda. Jika Anda

Apa yang Belum Anda Pahami?

Konflik Sosial

Sebab Konflik

1. Ketidakadilan Sosial

2. Diskriminasi

3. Tidak Menghargai Keberagaman

Akibat Konflik

Positif

Negatif

1. Peningkatan Solidaritas

2. Alat Perubahan Sosial

3. Mental Masyarakat yang Tahan Uji

4. Perbedaan Pendapat dalam

Diskusi untuk Mencari Jalan

Keluar yang Baik

1. Retaknya Persatuan Kelompok

2. Perubahan Kepribadian Kelompok

3. Dominasi dan Takluknya Salah

Satu Pihak

4. Kerugian, baik Harta Benda

maupun Jiwa

Cara Penanggulangan

Konflik

1. Menghindar

2. Memaksa

3. Penyesuaian

4. Tawar-Menawar

meliputi

antara

lain

misalnya

antara

lain

misalnya

antara

lain

telah memahami semua materi Bab 2 ini, lanjutkan

pembelajaran Anda ke materi Bab 3.

Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XI

58

1. Berikut yang bukan termasuk ke dalam

kon

fl

ik internal yaitu ....

a. kon

fl

ik dalam suatu masyarakat lokal

b. konflik antara masyarakat lokal dan

pemerintah daerah sendiri

c. kon

fl

ik masyarakat antardaerah

d. kon

fl

ik Indonesia dengan Malaysia

e. kon

fl

ik di Aceh dalam mempertahan kan

NKRI

2. Kon

fl

ik yang tidak rasional bertujuan untuk

membinasakan lawan termasuk konflik

tingkatan ....

a. kon

fl

ik tingkat tinggi

b. tidak termasuk pada tingkatan kon

fl

ik

c. kon

fl

ik tingkat menengah

d. kon

fl

ik tingkat bawah

e. kamu

fl

ase kon

fl

ik

3. Konflik yang termasuk ke dalam konflik

vertikal adalah kon

fl

ik ....

a. antarpelajar SMA

b. antarkomisi dalam gedung DPR atau

MPR

c. antara buruh dan majikan

d. Sampit di Kalimantan

e. di Ambon

4. Manakah konflik yang tidak termasuk

kekerasan ....

a. belanja barang-barang di

mall

yang sudah

ada harganya

b. belanja barang obralan

c. putus hubungan dengan pacar

d. berebutan tempat duduk di bis

e. tawuran antarkampung

5. Intensitas konflik dengan kekerasan fisik,

diikuti perusakan barang-barang dan

pemukulan termasuk kepada indikator ....

a. brutal

b. demonstrasi

B. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat

• Kon

fl

ik •

Kon

fl

ik horizontal

• Kelompok kepentingan

• SARA

• Partisipan

• Rasionalisme

• Emosi

• Gender

• Kon

fl

ik vertikal

• Kelompok sosial

• Disintegrasi

• Disorganisasi

A. Jelaskan konsep-konsep berikut.

Uji Kemampuan Bab 2

Kerjakan pada buku latihan Anda.

c. kerusuhan

d.

armed attack

e. unjuk rasa

6. Faktor penyebab konflik yang berkaitan

dengan sikap-sikap dan perilaku masyarakat

yang bersifat rasionalisme adalah ....

a. anggapan laki-laki lebih tinggi derajat nya

daripada perempuan

b. usia muda lebih terhormat daripada usia

tua

c. warna kulit berwarna lebih rendah

kedudukannya dibandingkan yang

memiliki warna kulit putih

d. orang kaya berhak mengatur potensi

dibandingkan orang miskin

e. tukang becak lebih rendah daripada

dokter

7. Memberikan model atau contoh pemecahan

masalah bersama termasuk pada peran

penyelesaian kon

fl

ik ....

a. mediator

b. modal sosial

c. fasilitator

d.

broker

e. arbitrasi

8. Jika tujuan pribadi dan hubungan dengan

orang lain cukup penting bagi Anda, dan

Anda ataupun orang lain itu sama-sama

tidak akan memperoleh hal yang diinginkan

bersama maka bisa di lakukan gaya ....

a. tawar-menawar

b. menghindar

c. memaksakan kehendak

d. kolaborasi

e. kekerasan

9. Manakah yang merupakan dampak kon

fl

ik

yang bersifat destruktif berikut ini ....

Konflik Sosial

59

a. bersatunya rakyat Indonesia dalam

menghadapi penjajah

b. retaknya persatuan kelompok

c. perubahan kepribadian individu

d. dominasi dan takluknya salah satu pihak

e. menghindar dari

win-win situation

10. Ko

nflik yang diikuti adanya kerusuhan

memiliki ciri-ciri sebagai berikut, kecuali ....

a. tanpa tujuan yang jelas

b. bersifat anarki

c. adanya rasa kebersamaan

d. banyak kerugian

e. terjadi pengrusakan

11. Cara menyelesaikan kon

fl

ik melalui penga-

dilan disebut ....

a. mediasi

b.

coercion

c.

detente

d. konsiliasi

e. arbitrasi

12. B e n t u k k e r j a s a m a y a n g p

elaksanaan

perjanjian pertukatan barang dan jasa antara

dua orga nisasi atau lebih disebut ....

a. gotong royong

b. koperasi

c.

bargaining

d.

cooptation

e.

coalition

13. Dalam

proses penanganan kon

fl

ik, prinsip

utama dalam melakukan peranan sebagai

broker adalah ....

a. mengidenti

fi

kasi dan melokalisasi sumber-

sumber kemasyara katan yang tepat

b. mendorong komunikasi dan relasi, serta

menghargai pengalaman dan perbedaan-

perbedaan

c. memfasilitasi keterikatan dan kualitas

sinergi sebuah sistem menemukan

kesamaan dan perbedaan

d. mencari persamaan nilai dari pihak-pihak

yang terlibat kon

fl

ik

e. membantu setiap pihak agar mengakui

legitimasi kepentingan pihak lain

14. Berikut ini merupakan p

rinsip utama seorang

mediator dalam menyelesaikan konflik,

kecuali ....

a. membantu pihak-pihak yang bertikai

dalam mengidentifikasi kepentingan

bersama.

b. hindari situasi yang mengarah pada

munculnya kondisi menang dan kalah.

c. mengidenti

fi

kasi masalah-masalah yang

akan dipecahkan

d. berupaya untuk melokalisasi konflik

ke dalam isu, waktu, dan tempat yang

spesi

fi

k.

e. membagi kon

fl

ik ke dalam beberapa isu

15. B

erikut yang bukan merupakan kebijakan

publik dalam rangka membangun integrasi

masyarakat adalah ....

a. membangun masyarakat dalam memban-

tu pencapaian tujuan-tujuan pemerintah

b. membantu masyarakat dalam memenuhi

kebutuhan-kebutuhannya

c. peningkatan masyarakat madani

d. peningkatan partisipasi masyarakat

e. terus melakukan pembangunan di per-

kotaan agar tercapai percepatan laju

ekonomi

16. Kon

fl

ik yang dialami bangsa Indonesia pada

era reformasi di segala bidang merupakan

contoh kon

fl

ik ....

a. politik

b. kon

fl

ik keras

c. antarsuku

d. internasional

e. pribadi

17. Manakah dari beberapa prinsip berikut yang

bukan merupakan kebijakan dalam rangka

membangun integrasi msyarakat ....

a. membangun masyarakat dan membantu

pencapaian tujuan-tujuan pemerintah

b. membantu masyarakat memenuhi

kebutuhannya

c. peningkatan masyarakat madani

d. peningkatan partisipasi masyarakat

e. membangun di perkotaan agar tercapai

percepatan laju ekonomi

18. Kon

fl

ik yang terjadi antara Indonesia dan

Australia dalam masalah celah Timor

merupakan contoh kon

fl

ik ....

a. pribadi

b. kelas

c. ras

d. politik

e. internasional

19. Jika seorang guru menyelesaikan kon

fl

ik di

antara dua orang siswa dengan syarat tertentu

harus dipenuhi oleh murid-murid tersebut,

tindakan seperti ini dinamakan ....

a. kompromi

b. konsiliasi

c. mediasi

d. eliminasi

e. ajudikasi

Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XI

60

C. Jawablah soal-soal berikut dengan singkat dan tepat.

1. Apa yang membedakan konflik dengan

kekerasan?

2. Sebutkan beberapa indikator dalam meng-

gambarkan intensitas kon

fl

ik-kon

fl

ik yang

terjadi dalam masyarakat Indonesia?

3. Kon

fl

ik adalah gejala yang wajar terjadi di

masyarakat, jelaskan maksud dari kalimat

tersebut.

4. Sebutkan juga beberapa hal yang dapat

memengaruhi keteraturan sosial sehingga

tercipta integrasi sosial yang mantap.

5.

Sebutkan sejumlah pola kon

fl

ik yang terjadi dalam

kehidupan sosial dan harus diwas

padai.

6. Apa yang dimaksud dengan kon

fl

ik vertikal

dan sebutkan contohnya?

7. Apa yang dimaksud dengan kon

fl

ik horizontal

dan sebutkan contohnya?

8. Berikan setiap contoh kon

fl

ik dan kekerasan

yang kerap terjadi dalam kehidupan sehari-

hari.

9. Jelaskan perbedaan antara integrasi sosial

yang terbentuk akibat adanya konsensus

terhadap nilai-nilai dan integrasi sosial

yang terbentuk karena dilatarbelakangi oleh

adanya kon

fl

ik!

10. Fakto

r-faktor apakah yang memengaruhi kuat

dan lemahnya integrasi sosial?

20. Akibat d

ari keinginan masyarakat untuk

menciptakan keteraturan adalah ....

a. aktivitas cenderung konsisten

b. tidak tampak adanya perubahan

c.

selalu ada ketenangan dan ketenteraman

d. adanya larangan melakukan kegiatan

e. munculnya berbagai kelompok

Kajian Sosiologi Bab 2

Identi

fi

kasi contoh-contoh kon

fl

ik yang pernah

terjadi dan mungkin Anda alami dalam

kehidupan sehari-hari. Kemudian, tuliskan

No.

Ruang Lingkup

Terjadinya Kon

fl

ik

Contoh Kon

fl

ik

1

2

3

4

Dalam keluarga

Sesama teman di sekolah (kelas)

Sesama teman bermain

Dalam organisasi

dalam buku tugas Anda dengan format tabel

berikut.